Sebuah TIM adalah sekelompok kecil orang dengan keterampilan dan kemampuan yang
saling melengkapi serta berkomitmen untuk tujuan bersama dan saling bertanggung
jawab. Kekuatan suatu tim, terletak pada kesamaan tujuan dan saling keterkaitan
antar personal. Dalam membentuk sebuah tim, kita berpandangan pada keterampilan
masing-masing anggota, untuk melengkapi satu sama lain. Misalnya dalam tim
produksi film, ada anggota yang berperan sebagai sutradara, juru rekam, tata
rias, penulis naskah, editor dan lain sebagainya. Setiap anggota tim memiliki
fungsi dan peranannya masing-masing.
Sedangkan grup dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memilki kesamaan dan saling melengkapi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan yang diarahkan pemimpin dan bersedia untuk dimintai pertanggung jawaban oleh pemimpin. Kekuatan grup terletak pada kesungguhan anggotanya untuk mengikuti komando atau arahan dari pemimpin. Pembentukan sebuah grup akan terasa lebih mudah dari pada membentuk sebuah tim. Kita ambil contoh, misalkan di dalam suatu ruangan, ruang kelas atau ruang kerja, ada banyak orang dengan berbagai latar belakang. Dari orang-orang tersebut kita bisa membentuk suatu grup, bisa berdasarkan usia, jenis kelamin, bidang keahlian, dan faktor-faktor kesamaan lainnya.
Jadi, kesimpulan yang mungkin bisa kita ambil yaitu,
sebuah tim merupakan sekelompok orang yang terorganisir, setiap anggotanya
memiliki peran khusus dan saling bertanggung jawab, memiliki keterampilan dan
saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan
grup adalah sekelompok orang dengan suatu kesamaan, cenderung tidak saling
mempengaruhi anggota satu sama lain, berkomitmen mencapai tujuan bersama dengan
berpedoman pada komando pemimpin.
1. Problem solving teams
Para Anggota Þ ide Þ metode Þ bebas mengimplementasikan
apa yang dirasakan.
2. Self managed work teams
Kelompok pekerja (5-10
orang) Þ melakukan pekerjaan yang saling berkaitan erat
Þ tanggungjawab kinerja ke supervisor masing – masing
3. Cross functional teams
Pekerja se-level hirarki
berasal dari area kerja berbeda Þ bekerjasama menyelesaikan
1 tugas
Teknologi komputer Þ menyatukan perbedaan dan
tujuan tanpa tatap muka secara langsung Þ meminimalkan ketegangan
dalam team
EMPAT KOMPONEN PENTING UNTUK
MENCIPTAKAN TIM YANG EFEKTIF:
1. Rancangan Pekerjaan
Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan menempatkan tanggung jawab bersama untuk melaksanakan tugas penting. Kelompok rancangan kerja meliputi variabel-variabel seperti kebebasan dan otonomi, keuntungan pada kegunaan keahlian berbeda dan talenta, kemampuan untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi semua tugas atau produk, dan bekerja dalam tugas atau proyek yang berpengaruh secara substansial dengan yang lain. Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi karena meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan lebih menarik untuk dikerjakan.
contoh: sebuah perusahaan menerapkan progam kerja yang harus dilaksanakan oleh semua pegawainya. Setiap lini departemen memiliki masing masing program kerja yang berbeda. Misalnya, departemen HRD (Human Resource Development) akan memiliki program kerja menjaring tenaga kerja andal untuk tahun berikutnya, mencari tambahan karyawan pada periode selanjutnya, atau program kerja HRD Departemen bisa juga berisi tentang jadwal pelatihan karyawan. Setiap program yang sudah mendapatkan program kerja, baik program kerja minggua, program kerja bulanan, atau program kerja tahunan harus melaksanakannya dengan maksimal. Umumnya didalam sebuah program kerja berisi target dan waktu pengerjaan suatu pekerjaan serta kapan pekerjaan tersebut harus dilaporkan ke atasan. Memakai dan melaksanakan sebuah program kerja akan memberikan efektivitas dalam pekerjaan. Anda akan lebih terarah dalam bekerja karena mengetahui target dan waktu pekerjaan yang harus dilakukan. Tak ada lagi istilah keteteran bekerja karena deadline yang mendesak
1. Rancangan Pekerjaan
Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan menempatkan tanggung jawab bersama untuk melaksanakan tugas penting. Kelompok rancangan kerja meliputi variabel-variabel seperti kebebasan dan otonomi, keuntungan pada kegunaan keahlian berbeda dan talenta, kemampuan untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi semua tugas atau produk, dan bekerja dalam tugas atau proyek yang berpengaruh secara substansial dengan yang lain. Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi karena meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan lebih menarik untuk dikerjakan.
contoh: sebuah perusahaan menerapkan progam kerja yang harus dilaksanakan oleh semua pegawainya. Setiap lini departemen memiliki masing masing program kerja yang berbeda. Misalnya, departemen HRD (Human Resource Development) akan memiliki program kerja menjaring tenaga kerja andal untuk tahun berikutnya, mencari tambahan karyawan pada periode selanjutnya, atau program kerja HRD Departemen bisa juga berisi tentang jadwal pelatihan karyawan. Setiap program yang sudah mendapatkan program kerja, baik program kerja minggua, program kerja bulanan, atau program kerja tahunan harus melaksanakannya dengan maksimal. Umumnya didalam sebuah program kerja berisi target dan waktu pengerjaan suatu pekerjaan serta kapan pekerjaan tersebut harus dilaporkan ke atasan. Memakai dan melaksanakan sebuah program kerja akan memberikan efektivitas dalam pekerjaan. Anda akan lebih terarah dalam bekerja karena mengetahui target dan waktu pekerjaan yang harus dilakukan. Tak ada lagi istilah keteteran bekerja karena deadline yang mendesak
2. Konteks
Tiga faktor
kontekstual yang muncul paling signifikan sehubungan dengan kinerja tim adalah
adanya sumber daya yang mencukupi, kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi
kinerja dan sistem reward yang mencerminkan kontribusi tim.
- Sumber
daya mencukupi.
Tim yang
efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan semua pekerjaan
dalam mencapai tujuan. Hal ini meliputi pengaruh seperti informasi yang tepat
waktu, teknologi, ketersediaan staf, dorongan dan asisten administrasi.
- Kepemimpinan
dan Struktur.
Anggota tim
harus sependapat mengenai siapa melakukan apa dan memastikan bahwa semua anggota
menyumbang secara sama dalam berbagi beban kerja. Disamping itu tim perlu
menetapkan bagimana jadwal ditentukan, keterampilan apa yang diperlukan untuk
dikembangkan, bagimana kelompok akan memecahkan konflik, dan bagaimana kelompok
akan mengambil dan memodifikasi keputusan. Menyepakati mengenai hal-hal yang
spesifik dari kerja dan bagimana hal itu cocok dalam memadukan
keterampilan-keterampilan individual menuntut kepemimpinan dan struktur.
-
Evaluasi Kinerja dan Sistem Reward. Secara tradisional, evaluasi berorientasi individu dan
sistem reward harus dimodifikasi guna merefleksikan kinerja tim.
Evaluasi kinerja individu seperti upaya resmi per jam, insentif individu, dan
sejenisnya tidak konsisten dengan perkembangan kinerja tinggi yang ditunjukkan tim.
Jadi, selaku tambahan guna pengevaluasian dan mereward pekerja bagi
kontribusi individualnya di dalam tim, manajemen harus mempertimbangkan appraisal
berdasar kelompok, pembagian keuntungan, perolehan saham, insentif kelompok,
dan modifikasi sistem lainnya yang akan menguatkan upaya dan komitmen tim.
3. Komposisi
Kategori ini
terdiri atas variabel-variabel yang berhubungan tentang bagaimana tim harus dibentuk
melalui:
(1)
Kemampuan anggota
Untuk
bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan yang berbeda.
Pertama, tim perlu orang-orang dengan
keahlian teknis. Kedua, perlu orang dengan keterampilan pemecah masalah dan
pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi
masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan membuat
pilihan yang kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang dengan keterampilan
mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian konflik, dan keterampilan
antar pribadi lainnya.
(2) Personalitas
Personalitas
mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-macam karakter personal dalam tim
akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Kepribadian dan karakter yang
berbeda akan menimbulkan cara pendekatan yang berbeda dalam kelompok.
(3)
Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
Mempunyai
kebutuhan berbeda, dan orang hendaknya diseleksi untuk sebuah tim berdasarkan
pada kepribadian dan pilihan kesukaan mereka. Tim yang berkinerja tinggi
benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran. Terdapat sembilan peran
potensial dalam tim yaitu ; penghubung, pencipta, promosi, penaksir,
pengorganisasi, penghasil, pengontrol, pemelihara, dan penasehat. Tim kerja
yang berhasil adalah tim yang memiliki orang-orang untuk mengisi semua peran
dan menyeleksi orang-orang untuk bermain
dalam peran-peran ini berdasarkan pada keterampilan dan pilihan meraka.
Pengalokasian peran dan keragaman,
yaitu tim harus memiliki 9 peran, yaitu:
- creator-inovator – menginisiatif
gagasan kreatif;
- explorer-promoter – juara gagasan
setelah dimulai;
- assessor-developer – menganalisa
pilihan keputusan;
- thruster-organizer – menyediakan
struktur;
-
concluder-producer – menyediakan arah dan mengikutinya;
- controller-inspector – memeriksa
rincian;
- upholder-maintainer – bertarung di
pertempuran luar;
- reporter-adviser – menjadi
informasi seluas-luasnya; dan
- linker –
mengkoordinir dan mengintegrasikan.
(4) Fleksibilitas anggota
Tim terdiri
atas individu-individu fleksibel yang anggotanya dapat saling melengkapi tugas
satu sama lain. Ini nyata berguna bagi suatu tim karena secara signifikan mampu
meningkatkan adaptabilitas dan membuatnya luwes di mata para anggotanya. Jadi,
pemilihan anggota dilancarkan atas mereka yang memiliki nilai fleksibilitas,
yang lalu secara silang melakukan lahihan untuk saling mengerjakan pekerjaan
anggota lain.
(5)
Pilhan anggota
Tidak semua
anggota merupakan pemain tim. berikan pilihan, beberapa pekerja akan menyeleksi
secara sendirinya keluar dari parstisipasi tim. kinerja tim yang tinggi seperti
menggabungkan orang yang senang bekerja sebagai bagian dalam tim.
4. Proses
Kategori
terakhir berhubungan dengan efektivitas tim adalah variabel proses.
Variabel-variabel proses terdiri atas komitmen setiap anggota tim terhadap
tujuan, pembentukan sasaran tim secara khusus, efikasi tim, manajemen
konflik yang terorganisasi baik, serta pengurangan social loafing.
-
Tujuan Bersama. Tim
yang efektif harus punya tujuan bersama sekaligus bermakna, berfungsi sebagai
arahan, momentum, dan komitmen di antara anggotanya. Tujuan ini dapat
diibaratkan sebuah visi. Ia lebih luas ketimbang sasaran tertentu saja.
-
Sasaran Spesifik.
Tim yang sukses adalah yang mampu menerjemahkan tujuan bersama mereka ke dalam
sasaran kinerja yang realistik, spesifik, dan bermakna.
-
Efikasi Tim. Tim
yang efektif punya kepercayaan diri. Mereka yakin mereka akan berhasil. Hanyak
sukses yang mampu melahirkan sukses. Tim yang telah sukses meningkat keyakinan
mereka untuk meraih sukses di masa datang. Kesuksesan akan memotivasi mereka
lebih keras lagi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.
-
Tingkat Konflik.
Konflik dalam tim tidak selamanya buruk. Tim yang sama sekali tidak pernah
terlibat konflik akan mandek dan apatis. Jadi, konflik sebenarnya
meningkatkan efektivitas tim, kendati tidak semua konflik punya pengaruh
positif. Konflik hubungan yang berdasarkan ketidaknyamanan antar individu,
ketegangan, dan permusuhan terhadap orang lain selalu bersifat disfungsi,
merugikan. Kendati begitu, pada tim yang menunjukkan kegiatan nonrutin,
ketidaksetujuan antar anggota seputar pekerjaan tidak terlampau punya daya
rusak tinggi.
- Social Loafing. Individu dapat bersembunyi di dalam
kelompok. Mereka dapat terlibat dalam social loafing dalam upaya
kelompok karena kontribusi individu tidak bisa diidentifikasi secara mudah. Tim
yang efektif menggarisbawahi kecenderungan ini dengan menahan mereka yang
akuntabel baik di tingkat individu ataupun tim.
MENGUBAH INDIVIDU MENJADI PEMAIN TIM
Dengan
mengubah sikap karyawan yang individual menjadi pemain tim maka akan
meningkatkan keefektivan pula terhadap tugas-tugas yang diberikan. Oleh karena
itu perlu dilakukan beberapa cara, yaitu :
1. Seleksi
Beberapa
orang sudah mempunyai keterampilan-keterampilan antar personal untuk menjadi
pemain tim yang efektif. Ketika memperkerjakan anggota tim, selain keterampilan
teknis yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, kita juga harus memperhatikan
calon-calon karyawan yang bisa memenuhi peran-peran tim mereka, begitu pula
dengan berbagai persyaratan teknis.
2. Pelatihan
Mengadakan
pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh kepuasan yang didapat dari kerja
sama tim. Pelatihan yag diberikan msalnya berhubungan dengan menigkatkan
keterampilan menyelesaikan masalah, komunikasi, negosiasi,serta menyelesaikan
konflik. Para karyawan juga diingatkan akan pentingnya rasa sabar karena tim
membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan-keputusan bila
dibandingkan para karyawan yang bertindak sendirian.
3. Penghargaan
Penghargaan
yang diberikan terhadap seseorang harus secara adil antara tujuan-tujuan
individu dan perilaku-perilaku tim. Promosi, kenaikan daji, dan berbagai bentuk
penghargaan lainnya harus diberikan kepada para individu demi keefektifan
mereka sebagai anggota tim kolabotatif. Selain itu jangan melupakan penghargaan
intrinsik yang bisa didapat para karyawan dari kerja sama tim.
Makasih ilmunya..
BalasHapus