NILAI
(VALUE)
Nilai adalah keyakinan
dasar dalam bentuk keadaan atau tindakan yang diyakini benar secara personal
ataupun dalam lingkup sosial.
Atribut nilai dibagi menjadi dua:
1. Konten
suatu tindakan atau keadaan tertentu yang
dianggap penting
Contoh : Saya percaya keuletan membawa
kesuksesan dalam berbisnis
2. Intensitas
Menjelaskan seberapa penting kegiatan atau
keadaan tersebut
Contoh : seberapa besar saya pegang
keyakinan itu. Semakin saya kendur maka saya akan cederung malas, dan berbuah
ketidaksuksesan dan sebaliknya
Sistem nilai adalah urutan tingkat nilai
yang dimiliki seseorang dilihat dari intensitasnya. Jika konten dan intensitas
berbeda, maka sistem nilai hancur. Nilai bersifat tetap dan bertahan lama.
Nilai menjadi dasar persepsi dalam memahami sikap dan motivasi seseorang serta
mempengaruhi perilaku kita
Tipe-tipe Nilai :
1. Terminal
Berupa VISI, cenderung abstrak
Contoh : saya ingin sukses
2. Instrumental
Berupa MISI, bagaimana mewujudkan terminal
Contoh : bekerja keras, ulet, selalu
berinovasi baru dalam produk
Kelompok Kerja Kontemporer
Kelompok
|
Tahun Masuk Kerja
|
Perkiraan Usia Sekarang
|
Nilai Kerja Dominan
|
Veterans
|
1950 atau awal 1960
|
>60
|
Pekerja keras, konservatif; loyal pada
organisasi
|
Boomers
|
1965 - 1985
|
40 – 60
|
Sukses, pencapaian, ambisi, tidak
menyukai otoritas;
loyal pada karir
|
Xers
|
1985 - 2000
|
25 – 40
|
Work/life balance, team-oriented, tidak
menyukai aturan;
loyal pada hubungan
|
Nexters
|
2000 - sekarang
|
<25
|
Percaya diri, sukses finansial,
self-reliant but team-oriented;
loyal pada diri sendiri dan
hubungan
|
Ada 2 jenis kerangka untuk menganalisa
budaya:
1. Hofstede's Teamwork
a. Power distance
b. Individualism VS Collectivism
c. Quantity of Life vs Quality of Life
d. Uncertainty Avoidance
e. Long-term vs short-term
orientation
2. The GLOBE Framework
a. Assertiveness (kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, perasaan, dan pendapat)
b. Future Orientation (orientasi kepada kondisi ke depan)
c. Gender Differentiation (perbedaan jenis kelamin)
d. Uncertainty Avoidance (menghindari ketidakpastian)
e. Power Distance (jarak sejauh mana anggota menerima kekuasaan dalam organisasi)
f. Individualism/Collectivism
g. In-Group Collectivism (tingkat untuk seorang mengekspresikan kebanggan dan loyalitasnya dalam sebuah organisasi)
h. Performance Orientation (orientasi kepada performa kerja)
i. Human Orientation (orientasi kepada manusia/SDM)
Cognitive Dissonance Theory
Teori yang menjelaskan ketidakcocokkan antara 2 sikap atau lebih, maupun ketidakcocokkan antara sikap dan perilaku.
contoh:
Saya hanya mau kuliah di kampus yang menyenangkan (Kognisi 1)
Tempat kuliah saya sekarang tidak menyenangkan (Kognisi 2)
Adanya kedua pernyataan diatas menunjukan terjadinya kognitif disonansi, dimana seseorang memiliki pemikiran ganda terhadap suatu masalah. Kognisi yang saling bertentangan itu akan menimbulkan disonansi. Untuk meminimalisir tekanan yang dialami seseorang saat mengalami disonasi yaitu sebagai berikut:
1. Changing Cognition yaitu merubah salah satu kognisi sehingga menjadi konsonan dengan kognisi yang lain, cth: "Mungkin kuliah di kampus memang seperti, tidak menyenangkan. Ya sudahlah"
2. Adding Cognition yaitu menambahkan satu konsonan atau lebih yang memiliki kesamaan dengan kognisi yang ada, cth: "Dengan kuliah, ilmu saya menjadi luas, kenalan saya menjadi banyak dan lagi kuliah disini lebih murah dibandingkan dengan tempat lain.
3. Altering Important yaitu mengurangi disonansi antara kognisi yang ada dengan cara mengganti kepentingan kita, cth: "Saya lebih baik berhenti berkuliah saja dan pindah ke kampus lain, daripada tidak senang seperti ini."
Mengukur Hubungan A-B (Attitude and
Behavior) – Sikap
Vs Perilaku
Sikap mempengaruhi perilaku. Tetapi kajian
lain menunjukkkan bahwa tidak seperti itu halnya. Hubungan A-B dapat diperbaiki
dengan memperhatikan variable atau faktor-faktor pelunak.
Variabel-variabel pelunak (Moderating Variables)
Sikap-sikap yang penting adalah sikap yang
mencerminkan :
Nilai dasar, kepentingan diri atau
identifikasi dengan kelompok.
Semakin spesifik sifat dan semakin
spesifik perilaku maka hubungan keduanya semakin kuat.
Misalnya:
Bertanya tentang 6 bulan berikutnya lebih
penting daripada bertanya apa puas.
Atau apa yang akan dilakukan bila ada
suatu kejadian khusus.
Sikap yang mudah diingat lebih mungkin
untuk meramalkan perilaku.
Kesenjangan A dan B mungkin karena tekanan
sosial yang besar
Hubungan A – B jadi lebih kuat jika merupakan pengalaman
pribadi.
Teori Persepsi-diri
Hubungan A-B biasanya jelas ada (positif)
dan ini lebih dikuatkan lagi bahwa sikap digunakan setelah fakta, untuk mencari
makna dari tindakan mereka. (mereka mencari-cari kesimpulan atas pekerjaan /
kejadian yang telah terjadi/mereka lakukan)
Mereka mencari alasan yang masuk akal
(PERASAAN KUAT) atau sikap hanyalah pernyataan verbal saja (disonansi
kognitif).
Sikap Kerja Utama
Hubungan sikap kerja pada :
1. Kepuasan Kerja :
Perasaan Positif tentang pekerjaan
seseorang yang merupakan hasil evaluasi karakteristik-karakteristiknya.
2. Keterlibatan pekerjaan :
Sejauh mana karyawan memiliki sikap
memihak terhadap pekerjaannya dan bertindak aktif.
Pemberian wewenang Psikologis : yang akan
meningkatkan keterlibatan karyawan dalam pekerjaannya.
3. Komitmen organisasional :
Sejauh mana karyawan terlibat dalam
pekerjaan serta tujuan perusahaan untuk mempertahankan keanggotaannya disitu.
1). Komitmen afektif : karena jenis
pekerjaan itu disukainya.
2). Komitmen berkelanjutan : karena nilai
ekonomisnya.
3). Komitmen Normatif : karena moral dan
etis.Sikap kerja lain :
Perceived Organisational Support (POS) :
Sejauh mana karyawan yakin Perusahaan memperhatikan mereka.
Keterlibatan Karyawan : Keterlibatan
karyawan ,kepuasan & antusiame individu pada Pekerjaan mereka.
Bagaimana Sikap Karyawan dapat diukur
?
1. Suatu Penerapan: Survei Sikap
Mencari respons dari karyawan dengan
kuesioner.
Perilaku Karyawan sangat dipengaruhi oleh
persepsi dan bukan realitas jadi suatu survey yang teratur sangat penting bagi
manajer.
2. Sikap dan Keanekaan Angkatan Kerja
Angkatan kerja yang berbeda menimbulkan
penafsiran yang berbeda pula tentang suatu hal. Karena itu perh perlu
mengadakan pelatihan untuk membentuk ulang sikap karyawan. Contoh adalah
perbedaan Ras, kelamin dan lainnya yang tidak seharusnya seseorang dinilai atas
sesuatu yang tidak dalam kendalinya, yaitu Ras dan kelamin misalnya.
KEPUASAN
KERJA
Bagaimana hubungan kepuasan kerja dengan
produktivitas, kemangkiran dan keluar masuknya karyawan dalam perusahaan.
Mengukur Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang
terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan orang lain,
mengikuti aturan dan kebijaksanaan organisasi, standar kerja, kondisi kerja
yang kurang ideal dan lainnya. Jadi Assesment (penilaian) merupakan hal yang
rumit.
Ada 2 metode pendekatan untuk mengukur
kepuasan kerja, yaitu :
1. Angka – nilai global tunggal (single
global rating)
Dalam metode
angka – nilai global tunggal tidak lebih dari meminta individu –individu untuk
menjawab satu pertanyaan.
Contoh: Bila kita memberikan sebuah
pertanyaan “seberapakah puaskah anda dengan pekerjaan anda?” kemudian responden
menjawabnya dengan melingkari suatu bilangan antara 1 sampai 5 yang berapa dan
dengan jawaban dari “Sangat Dipuaskan” sampai “Sampai tidak puas.”
2. Skor penjumlahan (summation score)
Dalam metode
penjumlahan ini tersusun atas sejumlah fase pekerjaan yang digunakan untuk
mengenali unsur – unsur utama dalam suatu pekerjaan dan menanyakan perasaan
karyawan mengenal tiap unsur.
Contoh :
faktor yang biasa digunakannya itu upah sekarang, kesempatan promosi, hubungan
dengan rekan kerja, penyeliaan dan sifat dasar pekerjaan.
Faktor – faktor yang berfungsi mendorong
kepuasaan kerja adalah :
1. Kerja yang secara mental menantang
Faktor ini memberi kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas,
kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja
2. Ganjaran yang pantas
Faktor ini selalu diinginkan oleh karyawan
dalam sistem upah dan kebijakan promosi yang dinilai adil, tidak meragukan dan
segaris dengan pengharapan mereka
3. Kondisi kerja yang mendukung :
Fakor ini sangat mengdukung bagi karyawan
dalam melakukan pekerjaannya karena dengan lingkungan yang nyaman dapat
menciptakan hasil kerja yang memuaskan
4. Rekan sekerja yang mendukung
Faktor ini sangat mendukung dalam
menghasilkan kerja yang memuaskan karena dengan adanya interaksi sosial didalam
suatu pekerjaan maka dapat mendukung kepuasan kerja dari karyawan
5. Jangan lupakan kesesuaian antara
kepribadian – pekerjaan
Karyawan yang memiliki kepribadian yang
sama dengan pekerjaan yang dipilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan
mereka, jadi kemungkinan berhasilnya pekerjaan tersebut sangat besar
6. Ada dalam Gen
Faktor ini penting karena Gen dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja dari seoang karyawan. Disposisi seorang
terhadap hidup baik positif maupun negatif ditentukan oleh bentukan genetikya
Ada 3 Efek kepuasan kerja pada kinerja
karyawan :
1. Kepuasan dan Produktivitas
Dengan tingkat kepuasan kerja yang
terjamin maka tingkat produktivitas dari seorang karyawan semakin bagus.
2. Kepuasan dan Kemangkiran
Kepuasan kerja dari suatu karyawan
ditentukan oleh tingkat kemangkiran.
Contoh : suatu perusahaan harus memberikan
tunjangan cuti sakit kepada karyawan yang sakit supaya karyawan tersebut
seperti diperhatikan oleh perusahaan tersebut
3. Kepuasan dan Tingkat keluar – masuknya
karyawan
Kepuasan juga dihubungkan negatif dengan
keluarnya karyawan. Jadi kepuasan kerja sangat penting dalam mempengaruhi
karyawan yang buruk untuk tinggal daripada yang kinerjanya bagus.
Ada 4 respon karyawan dalam mengungkapkan
ketidakpuasan :
1. Exit : ketidakpuasan yang diungkapkan
lewat perilaku yang diarahkan untuk meninggalkan organisasi
2. Suara (voice) : Ketidakpuasan yang
diungkapkan dengan usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki
kondisi
3. Kesetiaan (loyalty) : ketidakpuasan
yang diungkapkan secara pasif menunggu membaiknya kondisi
4. Pengabaian (neglect) : Ketidakpuasan
yang dinyatakan dengan membiarkan kondisi memburuk
thanks, it's clearly summarized :)
BalasHapusLove you
HapusThanks
BalasHapusMakasih
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus