Jumat, 16 Mei 2014

TEAMWORK

PERBEDAAN ANTARA GRUP DAN TEAM
Sebuah TIM adalah sekelompok kecil orang dengan keterampilan dan kemampuan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk tujuan bersama dan saling bertanggung jawab. Kekuatan suatu tim, terletak pada kesamaan tujuan dan saling keterkaitan antar personal. Dalam membentuk sebuah tim, kita berpandangan pada keterampilan masing-masing anggota, untuk melengkapi satu sama lain. Misalnya dalam tim produksi film, ada anggota yang berperan sebagai sutradara, juru rekam, tata rias, penulis naskah, editor dan lain sebagainya. Setiap anggota tim memiliki fungsi dan peranannya masing-masing.


Sedangkan grup dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memilki kesamaan dan saling melengkapi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan yang diarahkan pemimpin dan bersedia untuk dimintai pertanggung jawaban oleh pemimpin. Kekuatan grup terletak pada kesungguhan anggotanya untuk mengikuti komando atau arahan  dari pemimpin. Pembentukan sebuah grup akan terasa lebih mudah dari pada membentuk sebuah tim. Kita ambil contoh, misalkan di dalam suatu ruangan, ruang kelas atau ruang kerja, ada banyak orang dengan berbagai latar belakang. Dari orang-orang tersebut kita bisa membentuk suatu grup, bisa berdasarkan usia, jenis kelamin, bidang keahlian, dan faktor-faktor kesamaan lainnya. 
Jadi, kesimpulan yang mungkin bisa kita ambil yaitu, sebuah tim merupakan sekelompok orang yang terorganisir, setiap anggotanya memiliki peran khusus dan saling bertanggung jawab, memiliki keterampilan dan saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan grup adalah sekelompok orang dengan suatu kesamaan, cenderung tidak saling mempengaruhi anggota satu sama lain, berkomitmen mencapai tujuan bersama dengan berpedoman pada komando pemimpin.



 
TIPE-TIPE TEAM
1. Problem solving teams
Para Anggota Þ ide Þ metode Þ bebas mengimplementasikan apa yang dirasakan.
2. Self managed work teams
Kelompok pekerja (5-10 orang) Þ melakukan pekerjaan yang saling berkaitan erat Þ tanggungjawab kinerja ke supervisor masing – masing
3. Cross functional teams
Pekerja se-level hirarki berasal dari area kerja berbeda  Þ bekerjasama menyelesaikan 1 tugas
4. Virtual team
Teknologi komputer Þ menyatukan perbedaan dan tujuan tanpa tatap muka secara langsung Þ meminimalkan ketegangan dalam team


 



EMPAT KOMPONEN PENTING UNTUK MENCIPTAKAN TIM YANG EFEKTIF:
1. Rancangan Pekerjaan
Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan menempatkan tanggung jawab bersama untuk melaksanakan tugas penting. Kelompok rancangan kerja meliputi variabel-variabel seperti kebebasan dan otonomi, keuntungan pada kegunaan keahlian berbeda dan talenta, kemampuan untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi semua tugas atau produk, dan bekerja dalam tugas atau proyek yang berpengaruh secara substansial dengan yang lain. Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi karena  meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan  lebih menarik untuk dikerjakan.
contoh: sebuah perusahaan menerapkan progam kerja yang harus dilaksanakan oleh semua pegawainya. Setiap lini departemen memiliki masing masing program kerja yang berbeda. Misalnya, departemen HRD (Human Resource Development) akan memiliki program kerja menjaring tenaga kerja andal untuk tahun berikutnya, mencari tambahan karyawan pada periode selanjutnya, atau program kerja HRD Departemen bisa juga berisi tentang jadwal pelatihan karyawan. Setiap program yang sudah mendapatkan program kerja, baik program kerja minggua, program kerja bulanan, atau program kerja tahunan harus melaksanakannya dengan maksimal. Umumnya didalam sebuah program kerja berisi target dan waktu pengerjaan suatu pekerjaan serta kapan pekerjaan tersebut harus dilaporkan ke atasan. Memakai dan melaksanakan sebuah program kerja akan memberikan efektivitas dalam pekerjaan. Anda akan lebih terarah dalam bekerja karena mengetahui target dan waktu pekerjaan yang harus dilakukan. Tak ada lagi istilah keteteran bekerja karena deadline yang mendesak

2. Konteks
Tiga faktor kontekstual yang muncul paling signifikan sehubungan dengan kinerja tim adalah adanya sumber daya yang mencukupi, kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi kinerja dan sistem reward yang mencerminkan kontribusi tim.

- Sumber daya mencukupi.
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai tujuan. Hal ini meliputi pengaruh seperti informasi yang tepat waktu, teknologi, ketersediaan staf, dorongan dan asisten administrasi.

- Kepemimpinan dan Struktur.
Anggota tim harus sependapat mengenai siapa melakukan apa dan memastikan bahwa semua anggota menyumbang secara sama dalam berbagi beban kerja. Disamping itu tim perlu menetapkan bagimana jadwal ditentukan, keterampilan apa yang diperlukan untuk dikembangkan, bagimana kelompok akan memecahkan konflik, dan bagaimana kelompok akan mengambil dan memodifikasi keputusan. Menyepakati mengenai hal-hal yang spesifik  dari kerja dan bagimana hal itu cocok dalam memadukan keterampilan-keterampilan individual menuntut kepemimpinan dan struktur.

-  Evaluasi Kinerja dan Sistem Reward. Secara tradisional, evaluasi berorientasi individu dan sistem reward harus dimodifikasi guna merefleksikan kinerja tim. Evaluasi kinerja individu seperti upaya resmi per jam, insentif individu, dan sejenisnya tidak konsisten dengan perkembangan kinerja tinggi yang ditunjukkan tim. Jadi, selaku tambahan guna pengevaluasian dan mereward pekerja bagi kontribusi individualnya di dalam tim, manajemen harus mempertimbangkan appraisal berdasar kelompok, pembagian keuntungan, perolehan saham, insentif kelompok, dan modifikasi sistem lainnya yang akan menguatkan upaya dan komitmen tim.


3. Komposisi
Kategori ini terdiri atas variabel-variabel yang berhubungan tentang bagaimana tim harus dibentuk melalui:

(1)  Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan yang berbeda. Pertama,  tim perlu orang-orang dengan keahlian teknis. Kedua, perlu orang dengan keterampilan pemecah masalah dan pengambilan  keputusan agar mampu mengidentifikasi masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang dengan keterampilan mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian konflik, dan keterampilan antar pribadi lainnya.

(2) Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-macam karakter personal dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Kepribadian dan karakter yang berbeda akan menimbulkan cara pendekatan yang berbeda dalam kelompok.

(3)  Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
Mempunyai kebutuhan berbeda, dan orang hendaknya diseleksi untuk sebuah tim berdasarkan pada kepribadian dan pilihan kesukaan mereka. Tim yang berkinerja tinggi benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran. Terdapat sembilan peran potensial dalam tim yaitu ; penghubung, pencipta, promosi, penaksir, pengorganisasi, penghasil, pengontrol, pemelihara, dan penasehat. Tim kerja yang berhasil adalah tim yang memiliki orang-orang untuk mengisi semua peran dan menyeleksi orang-orang untuk  bermain dalam peran-peran ini berdasarkan pada keterampilan dan pilihan meraka.

Pengalokasian peran dan keragaman, yaitu tim harus memiliki 9 peran, yaitu:
- creator-inovator – menginisiatif gagasan kreatif;
- explorer-promoter – juara gagasan setelah dimulai;
- assessor-developer – menganalisa pilihan keputusan;
- thruster-organizer – menyediakan struktur;
-  concluder-producer – menyediakan arah dan mengikutinya;
- controller-inspector – memeriksa rincian;
- upholder-maintainer – bertarung di pertempuran luar;
- reporter-adviser – menjadi informasi seluas-luasnya; dan
- linker – mengkoordinir dan mengintegrasikan.

(4) Fleksibilitas anggota
Tim terdiri atas individu-individu fleksibel yang anggotanya dapat saling melengkapi tugas satu sama lain. Ini nyata berguna bagi suatu tim karena secara signifikan mampu meningkatkan adaptabilitas dan membuatnya luwes di mata para anggotanya. Jadi, pemilihan anggota dilancarkan atas mereka yang memiliki nilai fleksibilitas, yang lalu secara silang melakukan lahihan untuk saling mengerjakan pekerjaan anggota lain.

(5)  Pilhan anggota
Tidak semua anggota merupakan pemain tim. berikan pilihan, beberapa pekerja akan menyeleksi secara sendirinya keluar dari parstisipasi tim. kinerja tim yang tinggi seperti menggabungkan orang yang senang bekerja sebagai bagian dalam tim.


4. Proses
Kategori terakhir berhubungan dengan efektivitas tim adalah variabel proses. Variabel-variabel proses terdiri atas komitmen setiap anggota tim terhadap tujuan, pembentukan sasaran tim secara khusus, efikasi tim, manajemen konflik yang terorganisasi baik, serta pengurangan social loafing.

-  Tujuan Bersama. Tim yang efektif harus punya tujuan bersama sekaligus bermakna, berfungsi sebagai arahan, momentum, dan komitmen di antara anggotanya. Tujuan ini dapat diibaratkan sebuah visi. Ia lebih luas ketimbang sasaran tertentu saja.

-   Sasaran Spesifik. Tim yang sukses adalah yang mampu menerjemahkan tujuan bersama mereka ke dalam sasaran kinerja yang realistik, spesifik, dan bermakna.

-  Efikasi Tim. Tim yang efektif punya kepercayaan diri. Mereka yakin mereka akan berhasil. Hanyak sukses yang mampu melahirkan sukses. Tim yang telah sukses meningkat keyakinan mereka untuk meraih sukses di masa datang. Kesuksesan akan memotivasi mereka lebih keras lagi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.

-  Tingkat Konflik. Konflik dalam tim tidak selamanya buruk. Tim yang sama sekali tidak pernah terlibat konflik akan mandek dan apatis. Jadi, konflik sebenarnya meningkatkan efektivitas tim, kendati tidak semua konflik punya pengaruh positif. Konflik hubungan yang berdasarkan ketidaknyamanan antar individu, ketegangan, dan permusuhan terhadap orang lain selalu bersifat disfungsi, merugikan. Kendati begitu, pada tim yang menunjukkan kegiatan nonrutin, ketidaksetujuan antar anggota seputar pekerjaan tidak terlampau punya daya rusak tinggi.

-  Social Loafing. Individu dapat bersembunyi di dalam kelompok. Mereka dapat terlibat dalam social loafing dalam upaya kelompok karena kontribusi individu tidak bisa diidentifikasi secara mudah. Tim yang efektif menggarisbawahi kecenderungan ini dengan menahan mereka yang akuntabel baik di tingkat individu ataupun  tim.



MENGUBAH INDIVIDU MENJADI PEMAIN TIM
Dengan mengubah sikap karyawan yang individual menjadi pemain tim maka akan meningkatkan keefektivan pula terhadap tugas-tugas yang diberikan. Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa cara, yaitu :

1. Seleksi
Beberapa orang sudah mempunyai keterampilan-keterampilan antar personal untuk menjadi pemain tim yang efektif. Ketika memperkerjakan anggota tim, selain keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, kita juga harus memperhatikan calon-calon karyawan yang bisa memenuhi peran-peran tim mereka, begitu pula dengan berbagai persyaratan teknis.

2. Pelatihan
Mengadakan pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh kepuasan yang didapat dari kerja sama tim. Pelatihan yag diberikan msalnya berhubungan dengan menigkatkan keterampilan menyelesaikan masalah, komunikasi, negosiasi,serta menyelesaikan konflik. Para karyawan juga diingatkan akan pentingnya rasa sabar karena tim membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan-keputusan bila dibandingkan para karyawan yang bertindak sendirian.

3. Penghargaan

Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang harus secara adil antara tujuan-tujuan individu dan perilaku-perilaku tim. Promosi, kenaikan daji, dan berbagai bentuk penghargaan lainnya harus diberikan kepada para individu demi keefektifan mereka sebagai anggota tim kolabotatif. Selain itu jangan melupakan penghargaan intrinsik yang bisa didapat para karyawan dari kerja sama tim.


1 komentar: