Senin, 03 Maret 2014

DASAR PERILAKU INDIVIDU


Hal yang menjadi dasar perilaku setiap individu pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. Biographical Characteristics (Karakteristik Biografi)
Manajer yang berhasil mampu mengamati perilaku karyawannya untuk memahami karakteristik individu mereka. Manajer dapat menggunakan pemahaman ini untuk membantu karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka. Karakteristik biografi menggambarkan perilaku individu yang mempengaruhi kinerja.
Biografi karakteristik adalah sifat-sifat pribadi yang dapat diamati dan dicatat dalam data personal. Karakteristik ini memainkan bagian penting dalam kinerja karyawan. Contoh karakteristik biografi yaitu usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan pengalaman.



Pentingnya karakteristik biografis bagi seorang Manajer yaitu:
·     Menempatkan orang pada pekerjaan/posisi yang tepat
Tujuannya adalah untuk mencari dan menganalisis variabel-variabel yang berdampak pada produktivitas karyawan, kewarganegaraan, kepuasan sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki.
·    Mengembangkan apa yang menjadi kemampuan karyawan sesuai dengan karakteristik biografi.
Tujuannya adalah Manajer dapat membantu orang tersebut agar dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaannya sehingga tercipta suasana pekerjaan yang kondusif meskipun berkumpul dengan beragam karakteristik biografis yang berbeda.

Beberapa contoh pembahasan mengenai karakteristik biografi dan pengaruhnya dalam pekerjaan:
Ø  Pengaruh usia dan produktivitas
Pada umumnya pekerja yang lebih muda cenderung lebih produktif dibandingkan dengan pekerja yang sudah usia. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa usia 50 tahun tetap bisa berkontribusi dan menghasilkan banyak karya dibandingkan anak berusia 17 tahun. Namun kondisi fisik pekerja yang prima jelas memiliki peran besar dalam menentukan produktivitas bagi perusahaan. Contoh:
Seorang karyawan yang masih muda mampu bekerja sehari lebih lama dibandingkan seorang karyawan yang sudah usia. Saat masih muda bisa bekerja sehari 8-10 jam, semakin bertambahnya usia, kondisi fisik mempengaruhi kemampuan seseorang untuk produktif.
Ø  Pengaruh usia dan kepuasan kerja
Tidak ada alasan atau penjelasan yang tepat mengenai pengaruh usia dengan kepuasan kerja. Banyak pekerja yang sudah berusia lanjut memiliki kepuasan dalam bekerja bahkan tidak banyak menuntut atas pekerjaannya, di sisi lain juga banyak pekerja muda yang begitu bersemangat atas pekerjaan yang dilakukannya. Dalam hal ini tidak ada pendapat yang paling benar karena kepuasan kerja diperoleh dari banyak faktor selain usia, misalkan: lingkungan kerja, gaji, dsb.
Ø  Pengaruh jenis kelamin dan kepuasan kerja
Adanya keyakinan/budaya tertentu di setiap perusahaan mempengaruhi penempatan dan preferensi kerja berdasarkan jenis kelamin. Hal ini yang seringkali mempengaruhi kepuasan kerja karena perbedaan jenis kelamin tersebut. Sebagai contoh:
Pekerja yang ditempatkan sebagai bagian depan untuk menghadapi customer biasanya adalah perempuan, seperti SPG maupun Teller di bank kebanyakan adalah wanita. Di sisi yang lain, kebanyakan karyawan yang menempati posisi direktur / posisi tertinggi dalam suatu perusahaan adalah pria. Hal ini menunjukkan pengaruh yang jelas antara jenis kelamin dengan preferensi kerja sehingga juga mempengaruhi kepuasan kerja terutama bagi kaum wanita. Padahal tidak menutup kemungkinan para pekerja wanita memiliki kemampuan untuk memimpin di suatu perusahaan bukan hanya sebagai SPG.


2. Ability (kemampuan)
Ability adalah kapasitas individu untuk mencapai pekerjaan. Berkaitan dengan ketepatan / kecocokan kerja seseorang, jika syarat pekerjaan dengan kemampuan pekerja cocok, maka performa kerja dan kepuasan pekerja meningkat. Jika yang terjadi sebaliknya maka efisiensi perusahaan dan kepuasan bekerja karyawan tidak tercapai.

Ability terbagi menjadi 2 :
-     Kemampuan Intelektual
Kapasitas untuk melakukan aktivitas mental (sosial, budaya, emosional, kognitif) diperlukan
agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja. Ada 7 dimensi kemampuan intelektual:
a) Number aptitude
Kemampuan numerik dan logika (hitungan, mengingat angka, dll).
contoh: Dominic Brian, seorang yang memiliki kemampuan number aptutide yang luar biasa.
b) Verbal comprehensive
Kemampuan mengungkapkan dengan tepat dan baik menggunakan tulisan, ataupun secara lisan. Berhubungan dengan cara mempersepsikan sesuatu.
contoh: seorang dosen yang dapat menjelaskan materi secara lisan dan dapat menuangkan ilmunya dengan membuat modul yang berupa tulisan
c) Perceptual
Kemampuan mengungkapkan dengan menggunakan gerak-gerik, mimik muka (non-verbal communication). Contoh: seorang psikolog yang sedang mengusut kasus harus mampu membaca gerak-gerik pasiennya
d) Inductive reasoning
Kemampuan menilai dari khusus ke umum kemudian baru mengambil kesimpulan.
contoh: cowok itu tindikan telinganya banyak. Rambutnya panjang di kuncir. Banyak tatto di badannya. Cowok itu sangat playboy dan sering membuat keonaran. Dia adalah cowok nakal
e) Deductive reasoning
Kemampuan menilai dari umum ke khusus kemudian baru diambil kesimpulan.
contoh: cewek itu matre. Dia selalu memilih pacar yang memiliki mobil pribadi, punya perusahaan sendiri dan mampu membelikannya barang mewah.
f)  Spatial visualization
Kemampuan memperkirakan jarak, lebar, tinggi, volume ruangan
contoh: pembalap, driver (sopir) yang dapat memperkirakan jarak saat mengendarai kendaraannya sehingga tidak bertabrakan dengan kendaraan lain.
g) Memory
Kemampuan mengingat dan menghafal dalam kurun waktu yang lama
contoh: programmer yang mampu menyusun formula dalam menciptakan program tanpa melihat buku panduan.


-     Kemampuan Fisik
            Kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan fisik. Dibagi menjadi 9 kemampuan fisik :
a.  Kekuatan dinamis
Kemampuan menggerakkan otot secara berulang
contoh: atlet lari yang mampu berlari selama bermenit-menit untuk mencapai garis finish
b. Kekuatan tubuh
Kemampuan menggunakan otot perut
contoh: pemanasan dalam bentuk sit-up
c.  Kekuatan statis
Kemampuan menggunakan otot untuk mengangkat objek
contoh: atlet angkat besi
d. Keluwesan extent
Kemampuan meregang punggung sejauh mungkin
contoh: balerina
e. Keluwesan dinamis
Kemampuan bergerak cepat
contoh: bartender yang menampilkan atraksi menuang minuman ke dalam gelas dengan menggunakan teknik tertentu yang dapat menghibur pengunjung
f.  Koordinasi tubuh
Kemampuan mengkoordinasikan tindakan serentak dari bagian tubuh yang berlainan
contoh: drummer yang harus menggerakkan kedua tangannya dan kakinya secara berirama
g.  Keseimbangan
Kemampuan mempertahankan keseimbangan tubuh dalam kurun waktu yang cukup lama
contoh: pemain sirkus yang menyebrangi jurang di atas tali hanya dengan bantuan satu buah tongkat panjang dan tanpa alat pengaman
h. Stamina
Kemampuan untuk mempertahankan energi saat melakukan aktifitas yang berkepanjangan
contoh: angkatan laut harus mampu mempertahankan stamina saat menyebrangi laut (selat)


  
3. Proses Pembelajaran (Learning Process)
Pengalaman yang dialami oleh setiap individu dalam melakukan tindakannya dan menjadikan proses tersebut sebagai pelajaran untuk diperbaiki lebih baik ke depannya.

Proses pembelajaran harus meliputi:
·         Adanya perubahan perilaku
(Albert Einstein)
“Hanya orang gila yang mengharapkan hasil berbeda namun melakukan cara yang sama”
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
·         Sifat perubahannya bersifat permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula.
·         Pembelajaran berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Ada empat teori proses belajar seseorang antara lain sebagai berikut:
1.       Pengkondisian klasik, yaitu jenis pembelajaran dimana individu merespon atas stimulus yang dikondisikan sehingga menghasilkan respon yang baru. Dalam pengkondisian klasik, ada 2 tipe respon dan 2 tipe stimulus, yaitu:
·  Unconditional Stimulus= rangsangan (stimulus) yang secara spontan menghasilkan respon tanpa ada proses pembelajaran terlebih dahulu.
·   Unconditional Response= respon yang terjadi secara spontan saat individu menerima stimulus tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu.
·  Conditional Stimulus= rangsangan yang diciptakan/dikondisikan agar menghasilkan respon yang baru dari individu.
·   Conditional Response= respon baru yang dipelajari saat individu menerima stimulus yang dikondisikan.
contoh:
Seorang koki yang terbiasa memegang pisau dan memotong masakan di dapur, suatu kali mengalami kejadian yang tidak terlupakan. Saat koki tersebut menonton film dimana ada adegan orang yang memotong urat nadinya dengan pisau, tidak lama setelah itu koki tersebut melihat kejadian koki lain yang tangannya teriris dengan pisau dan mengeluarkan banyak darah. Semenjak melihat kejadian itu, koki yang dulunya terbiasa memegang pisau menjadi takut dan histeris setiap kali melihat pisau yang tajam.


2.       Pengkondisian operant, yaitu proses belajar yang yang melibatkan penguatan atas perilaku yang sudah ada (reward) atau bagaimana mengubah perilaku yang telah ada (punishment).
contoh:
Seorang siswa SD yang mencapai prestasi yang baik akan diberikan hadiah, sehingga siswa akan mengulangi prestasi tersebut dengan harapan mendapat hadiah lagi. Hadiah bisa berupa benda, pujian ataupun tambahan nilai. (Reward)
Seorang siswa SD yang terlambat dihukum untuk tidak boleh keluar selama jam istirahat, sehingga siswa yang suka terlambat akan berusaha untuk tepat waktu sehingga bisa bermain dengan teman-temannya saat istirahat. (Punishment)


3.       Pengkondisian social-learning, yaitu proses pembelajaran yang berdasarkan pengamatan dan pengalaman individu terhadap lingkungannya. Jenis pembelajaran sosial ini merupakan pengembangan dari pengkondisian operant, namun teori ini juga mengakui adanya keberadaan persepsi individu sebagai faktor yang berperan dalam merespon perubahan atas lingkungan.
contoh:
seorang anak muda yang tidak pernah bermain sepak bola namun tinggal di perkampungan yang mayoritas pemuda-pemudanya gila bola. Meskipun tidak biasa bermain sepak bola, bukan berarti anak muda tersebut tidak bisa menendang bola. Seiring berjalannya waktu karena masyarakat sekitarnya suka mengajaknya bermain dan suka nonton pertandingan bola bersama, maka anak muda tersebut semakin terbiasa dan hebat dalam bermain sepak bola.

4.       Pengkondisian shaping-behavior, yaitu suatu teknik pembelajaran yang membentuk perilaku baru melalui penguatan yang dilakukan atas dasar pengaruh dari kelompok/komunitas terdekat.
contoh:
Seorang anak yang tinggal di lingkungan keluarga yang kurang perhatian dan sering diremehkan, dianggap tidak berguna akan membentuk pola perilaku anak yang tidak PD dan kurang bersosial. Kebiasaan tidak PD dan kuper tersebut membuat anak tersebut menjadi culun sehingga di lingkungan sekolah maupun teman-temannya juga mem-bully anak tersebut. Hal itu menjadi penguatan bagi sang anak yang di-bully bahwa perkataan keluarganya tentang dirinya yang tidak berguna itu benar, sehingga semakin membentuk keyakinan dirinya yang negatif.

Ada beberapa faktor dari lingkungan eksternal yang mendukung terjadinya pengkondisian shaping behavior, hal itu disebut dengan teori penguatan (reinforcement). Ada empat pendekatan utama dalam teori reinforcement, yaitu:
·  Positive reinforcement, seperti halnya bonus atau komisi yang sangat memotivasi karyawan di lingkungan kerja.
·  Negative reinforcement, misalkan: karyawan yang tidak senang dimonitor saat melakukan pekerjaannya. Jika karyawan tersebut melakukan pekerjaan mereka dengan standar yang ada, maka mereka tidak akan dimonitor lagi. Penghapusan sistem monitor adalah bentuk hadiah atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik oleh karyawan.
·  Punishment, contohnya adalah seorang karyawan yang cerewet dan lalai dalam mengerjakan tugasnya akan ditegur dan mendapatkan sanksi, sehingga karyawan bisa memilih untuk tetap mendapatkan hukuman atas kelalaiannya atau mengurangi perilaku yang dapat menyebabkan hukuman berikutnya.

·   Extinction, terkait dengan contoh diatas, seorang pimpinan yang mengetahui bahwa karyawannya suka ngobrol selama jam kerja dengan karyawan lainnya diluar pembahasan bisnis, maka bos tersebut membuat aturan dilarang melakukan pembicaraan selain tentang pekerjaan selama jam kerja dan bagi yang melanggar akan dipotong gajinya. Hal yang dilakukan ini menghapuskan perilaku yang tidak diharapkan oleh perusahaan meskipun menghilangkan apa yang menjadi kesenangan karyawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar