Motivasi
adalah suatu dorongan kepada seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti
"dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada
dalam diri seseorang. Contoh:
Seorang
pelajar yang ingin mendapatkan ranking 1 di kelas nya maka ia akan sangat fokus
dan tekun pada setiap pelajaran, dia akan selalu memanfaatkan setiap waktu
luang untuk belajar. Ingin mendapatkan ranking 1 adalah motivasi mengapa ia
selalu memanfaatkan setiap waktu luang yang ada untuk belajar.
Intensity : seberapa keras individu berusaha
atau mencoba sesuatu
Direction : tujuan perusahaan
Persistance : orang yang termotivasi akan lebih
lama tinggal dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya
TEORI AWAL MOTIVASI
1. Hierarchy of Needs Theory (Abraham
Maslow)
• Kebutuhan
fisiologis – Merupakan kebutuhan dasar atau primer setiap orang yaitu udara,
makanan, tempat berlindung, seks, dan penghindaran dari rasa takut.
• Kebutuhan
keamanan – Bilamana kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, individu lalu
memperhatikan keselamatan dan keamanan dirinya.
• Kebutuhan
memiliki – Setelah memperoleh keselamatan, orang segera mencari kasih sayang,
persahabatan, penerimaan, dan perasaan. Kebutuhan kepemilikan juga disebut
kebutuhan sosial.
• Kebutuhan
penghargaan – Setelah kebutuhan sosial terpenuhi, individu fokus pada ego-nya,
status, harga diri, pengakuan bagi apa yang ia miliki, dan perasaan percaya
diri dan prestise.
• Kebutuhan
aktualisasi diri – Tingkat kebutuhan tertinggi adalah mencapai potensi penuh
seseorang. Untuk melakukan ini, seseorang mengembangkan diri, berprestasi, dan
memperoleh kemajuan tertentu di dalam hidupnya.
2. Theory X & Theory Y
• Theory X :
karyawan tidak menyukai pekerjaannya
Contoh :
Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun
menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para
pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai
dengan yang diinginkan perusahaan.
• Theory Y :
karyawan menyukai pekerjaannya
Contoh
: Pekerja tidak perlu terlalu diawasi
dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan
diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas,
imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas
pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi
diri yang dimiliki dalam bekerja.
3. Two-Factor Theory
• Hubungan
individu dengan pekerjaan ialah hubungan dasar
• Hygiene
Factor : hal-hal yang mempengaruhi kepuasan/ketidakpuasan kerja (kualitas
supervisor, bayaran, kebijakan perusahaan, keadaan lingkungan kerja, rekan
kerja & keamanan kerja)
Contoh:
status, hubungan antar manusia, supervisi, peraturan-peraturan perusahaan dan
administrasi, jaminan dalam pekerjaan, kondisi kerja, gaji, dan kehidupan
pribadi.
• Teori
dianggap kurang berhasil,sebab :
Hanya sebatas metodologi
Keandalan teori yang diragukan
Perhitungan kepuasan pekerjaan yang tidak bisa dihitung
Teori ini hanya melihat dalam tingkat kepuasan kerja
4. McCelland’s Theory of Needs
Teori
kebutuhan McClelland (McClelland’s Theory of needs) dikembangkan oleh David
McClelland dan rekan-rekannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan pencapaian (need for
achievement), kebutuhan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan hubungan
(need for affiliation).
Teori
kebutuhan McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/kekuatan dan
hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan
motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai
standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat
orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku
sebaliknya, dan kebutuhan hubungan merupakan keinginan antarpersonal yang ramah
dan akrab dalam lingkungan organisasi. Berfokus pada 3 hal :
• Motivasi
pencapaian (n-Acc)
Orang yang
memiliki kebutuhan yang tinggi untuk pencapaian tidak selalu membuat seseorang
menjadi manager yang baik, terutama pada organisasi-organisasi besar. Hal ini
dikarenakan orang yang memiliki n-Acc yang tinggi cenderung tertarik dengan
bagaimana mereka bekerja secara pribadi, dan tidak akan mempengaruhi pekerja
lain untuk bekerja dengan baik. Dengan kata lain, n-Acc yang tinggi lebih cocok
bekerja sebagai wirausaha, atau mengatur unit bebas dalam sebuah organisasi
yang besar.
Individu-individu
dengan kebutuhan prestasi yang tinggi sangat termotivasi dengan bersaing dan
menantang pekerjaan. Mereka mencari peluang promosi dalam pekerjaan. Mereka
memiliki keinginan yang kuat untuk umpan balik pada prestasi mereka.
Orang-orang seperti mencoba untuk mendapatkan kepuasan dalam melakukan hal-hal
yang lebih baik. Prestasi yang tinggi secara langsung berkaitan dengan kinerja
tinggi
• Motivasi
kekuasaan (n-Pow)
Individu-individu
yang termotivasi oleh kekuasaan memiliki keinginan kuat untuk menjadi
berpengaruh dan mengendalikan. Mereka ingin
pandangan dan ide-ide mereka harus mendominasi dan dengan demikian,
mereka ingin memimpin. Individu tersebut termotivasi oleh kebutuhan untuk
reputasi dan harga diri. Individu dengan kekuasaan dan kewenangan yang lebih
besar akan lebih baik dibanding mereka yang memiliki daya yang lebih kecil.
Umumnya, manajer dengan kebutuhan tinggi untuk daya berubah menjadi manajer
yang lebih efisien dan sukses. Mereka lebih tekun dan setia kepada organisasi
tempat mereka bekerja. Perlu untuk kekuasaan tidak harus selalu diambil
negatif. Hal ini dapat dipandang sebagai kebutuhan untuk memiliki efek positif
pada organisasi dan untuk mendukung organisasi dalam mencapai tujuan itu
• Motivasi
hubungan / affiliasi (n-Aff)
Individu-individu
yang termotivasi oleh afiliasi memiliki dorongan untuk lingkungan yang ramah
dan mendukung. Individu tersebut yang berkinerja efektif dalam tim. Orang-orang
ingin disukai oleh orang lain. Kemampuan manajer untuk membuat keputusan
terhambat jika mereka memiliki kebutuhan afiliasi tinggi karena mereka lebih
memilih untuk diterima dan disukai oleh orang lain, dan hal ini melemahkan
objektivitas mereka. Individu yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi
lebih memilih bekerja di lingkungan yang menyediakan interaksi pribadi yang
lebih besar. Orang-orang semacam memiliki kebutuhan untuk berada di buku-buku
yang baik dari semua. Mereka umumnya tidak bisa menjadi pemimpin yang baik
TEORI MOTIVASI KONTEMPORER
1.
Self-Determination Theory
Teori yang
menjelaskan bahwa niat seseorang atau individu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku dan performa kerjanya. Teori ini terdiri dari dua tipe
motivasi:
Autonomous Motivation, yaitu ketertarikan seseorang pada
sebuah aktivitas dan ada perasaan menikmati dalam mengerjakannnya.
Controlled Motivation, yaitu aktivitas yang dikerjakan oleh
individu karena adanya tekanan atau dorongan yang berasal dari pihak luar, baik
berupa reward maupun punishment.
Seseorang
yang dapat menikmati dan tulus melakukan pekerjaannya akan lebih puas
dibandingkan dengan yang bekerja karena adanya motif lain seperti reward dan
insentif. Controlled motivation ternyata cenderung dapat menjadikan komitmen
individu terhadap organisasi dapat berkurang, karena adanya pengejaran target
dan keinginan untuk mendapatkan insentif untuk kepentingan individu.
Contoh:
Seorang yang
bekerja di sebuah perusahaan yang menerapkan budaya untuk melakukan pekerjaan
dengan segenap hati, seperti Service Master. Perusahaan ini memiliki misi yang membiasakan
karyawannya untuk bekerja demi memuliakan nama Tuhan bahkan menganggap
pekerjaannya sebagai sarana untuk mengembangkan diri dan menikmatinya.
2. Goal-Setting
Theory
Teori ini
dikemukakan oleh Edwin Locke. Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan
bergerak jika memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Edwin Locke menjelaskan
bahwa tujuan yang spesifik dan ditambah dengan umpan balik akan menghasilkan
kinerja yang lebih baik.
Penetapan
tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional, yaitu:
1.
Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
2.
Tujuan-tujuan mengatur upaya
3.
Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
4.
Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan
3. Self-Efficacy
Theory
Kepercayaan seorang individu bahwa ia
mampu melakukan pekerjaannya. Empat cara meningkatkan
self-efficacy:
Enactive Mastery : berdasarkan pengalaman di masa lalu
Vicarious Modeling :
karena melihat keberhasilan orang lain
Verbal Persuassion :
disebabkan oleh perkataan seseorang
Arousal :
keinginan diri sendiri
4. Reinforcement
Theory
Perilaku manusia didasarkan oleh pengalamannya
Social-Learning Theory: seseorang mampu mempelajari hal-hal baru
melalui melihatnya secara langsung atau dari mengalaminya secara langsung.
Empat proses yang mempengaruhi pengaruh model dalam social-learning:
· Attentional Processes :
proses mempelajari setelah melihat dan memperhatikan model
• Retention Processes :
bergantung pada ingatan individu
• Motor Reproduction Processes: melihat, mempelajari dan meniru suatu
hal yang baru
• Reinforcement Processes: mengikuti hal yang baru jika ia merasa ada
nya hal positif atau imbalan
5. Equity Theory/Organizational
Justice
Mengatakan bahwa individu membandingkan input dengan outcome
pekerjaan mereka yang kemudian membandingkan dengan orang lain dan kemudian
merespon untuk menghilangkan ketidakadilan.
Empat perbandingan rujukan:
• Self-Inside : pengalaman
seorang karyawan dalam posisi yang berbeda dalam organisasinya
• Self-Outside : pengalaman
karyawan diluar organisasinya
• Other-Inside : individu
lain/kelompok individu dalam organisasi karyawan
• Other-Outside: individu lain/kelompok individu diluar organisasi
karyawan
Perilaku
karyawan yang merasakan ketidakadilan:
• Tidak
melaksanakan tugasnya dengan baik
• Memberontak
atas pekerjaannya
• Meninggalkan
pekerjaannya
• Memprovokasi
teman-teman kerjanya
• Berbuat
curang atas pekerjaannya
Model of
Organizational Justice
• Distributive
Justice: keadilan yang dirasakan dari hasil. Contoh: Welly bekerja di
perusahaan investasi yang mendapatkan bonus apabila mencapai target bulanannya.
• Procedural
Justice: keadilan yang dirasakan dari proses yang digunakan untuk menentukan
hasil. Contoh: Budi yang sudah 7 tahun bekerja di perusahaan B mendapatkan
kenaikan gaji atas loyalitasnya selama 7 tahun tersebut.
• Interactional
Justice: dimana seseorang akan diperlakukan secara hormat & bermartabat.
Contoh: Seorang direktur akan diperlakukan dengan sangat hormat oleh para
bawahannya.
6. Expectancy
Theory
Teori
komunikasi yang menggambarkan bahwa seseorang memiliki harapan terhadap jarak
perilaku non-verbal orang lain yang dapat memberikan kenyamanan kepadanya. Teori
ini berfokus pada 3 hal:
1. Harapan
mendorong terjadinya interaksi antar manusia.Sebelum seseorang melakukan
interaksi dengan orang lain, seseorang memiliki harapan interaksional yang
mencakup keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh komunikator sebelum ia
memasuki sebuah percakapan.
2. Harapan
terhadap perilaku manusia dipelajari. Perilaku manusia dipelajari dari budaya
perilaku dan dari individu yang menganut perilaku tersebut.
3. Orang
membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal. Ketika seseorang berhadapan
dengan orang lain, sebenarnya seseorang mampu untuk membuat prediksi perilaku
non-verbal yang muncul dari orang tersebut.